Pages - Menu

Thursday, March 28, 2019

Menanam Pohon untuk Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif sejak lima tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Meski belum bisa dikatakan signifikan, namun setiap tahun sektor ini setidaknya menyumbangkan 7.13% PDB terhadap total PDB nasional. Dari 16 subsektor ekonomi kreatif, kuliner, fesyen, dan kerajinan merupakan subsektor yang memberikan sumbangan nilai tambah tertinggi. (Sumber: beritagar.id)

Yups benar sekali semakin maju teknologi  digital lewat sosial media, kuliner, fesyen, dan kerajinan semakin ditunggu-tunggu  oleh masyarakat. Dalam dunia kuliner mulai dari info resep dan cara memasak, tempat makan yang direkomendasikan dari makanan yang dijual di pinggir jalan hingga restoran, makanan kekinian, serta mukbang ada penggemar setianya. Saya pun terkadang sering menghabiskan waktu nonton orang makan di instagram, hehehe...


Dalam dunia fesyen, so pasti selalu ditunggu-tunggu juga nih. Para desainer fesyen berlomba-lomba membuat tren tiap tahun, dan untuk moment-moment tertentu misalnya hari raya idul fitri, natal, atau perubahan musim di luar negeri juga selalu up to date. Dengan begitu, masyarakat atau pecinta fesyen juga setia dan selalu antusias terhadap berbagai macam perubahan tren tiap tahunnya. 


Untuk kerajinan atau craft ini menurut saya adalah sesuatu yang istimewa karena Indonesia adalah negara yang memproduksi berbagai macam kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Mengapa demikian? Karena setiap motif atau bentuk pada satu kerajinan memiliki arti atau makna filosofi yang tinggi. Pembuatannya pun juga dari tangan-tangan ahli yang yang dibuat secara manual. Oleh karena itu, barang-barang kerajinan Indonesia diminati para pecinta seni baik dari dalam maupun  luar negeri. 


Di acara talkshow Forest Talk With Blogger "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari" yang digagas oleh Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) dan Climate Reality Indonesia di Kuto Besak Theatre Restaurant (KBTR), Sabtu, 23/03/'19 memberikan banyak ilmu tentang pentingnya pengelolaan hutan lestari di Indonesia. Bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini mungkin adalah salah satu dampak akibat pengelolaan hutan yang kurang bijak. Catatan saya tentang Pentingnya menjaga hutan merupakan bentuk dukungan saya pada peringatan hari hutan sedunia pada 21 Maret yang lalu. 


Dalam talkshow ini, hadir beberapa pembicara yang memaparkan tentang pengelolaan  hutan lestari dan pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) agar dapat dimanfaatkan secara bijak tanpa merusak hutan agar tetap lestari. Pada artikel ini secara khusus saya menuliskan tentang materi yang disampaikan oleh Ibu Ir. Murni Titi Resdiana, MBA selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Perubahan Iklim yang menjelaskan bahwa kebijakan perubahan iklim berkaitan dengan upaya pemerintah untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan dengan upaya mengembangkan ekonomi kreatif. 

Hal ini sangat menarik bagi saya karena saya sangat cinta terhadap hasil kerajinan atau olahan yang berasal dari alam.  Pengelolaan HHBK dapat menghasilkan berbagai macam produk kreatif, unik dan bernilai tinggi. Pemasaran produk HHBK diminati dari dalam negeri hingga internasional. 

Apa sih hubungan menanam pohon dengan ekonomi kreatif? 

Temen-temen pasti ingat waktu di bangku sekolah dulu manusia yang hidup di zaman awal kehidupan manusia, memakai pakaian dari kulit kayu, serat pohon atau serat-serat tumbuhan. Kebutuhan manusia akan pakaian tercukupi oleh sumber tanaman. 


Zaman semakin maju dan berkembang, manusia pun juga semakin cerdas dengan penemuan-penemuan untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia saat ini berasal dari berbagai macam jenisnya. Sandang, pangan, dan papan sudah menggunakan bahan-bahan buatan, tidak lagi menggunakan bahan dari alam. Dengan begitu, produksi sampah atau limbah yang sulit dihancurkan oleh mikroorganisme alam membuat alam menjadi kurang akrab dengan manusia. 

Tuhan menciptakan manusia dengan alam untuk dapat hidup secara berdampingan dan bersamaan. Manusia diharapkan mampu memanfaatkan apa yang ada di alam dengan baik. Saya ga ceramah lhoo... tapi iyes kann... Hehehe 

Pohon berasal dari alam, so pasti sesuatu yang diproduksi dari bahan alam ramah lingkungan. Jika dimanfaatkan dengan baik dan bijak, pohon dapat menjadi sumber untuk berbagai kebutuhan manusia dan menjadi salah satu sumber ekonomi kreatif untuk meningkatkan ekonomi lokal pada setiap daerah yang memiliki keunggulan dari tumbuh-tumbuhan atau pohon yang yang dimiliki oleh setiap daerah.

Pohon untuk ekonomi kreatif, seperti yang dipaparkan oleh Ir. Ibu Murni Titi Resdiana, MBA, pada acara Forest Talk with Blogger "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari" di KBTR sabtu lalu, diantaranya;
  • Pohon Sumber Serat 
  • Pohon Sumber Pewarna Alam 
  • Pohon Bahan Kuliner 
  • Pohon Sumber Furniture
  • Pohon Sumber Barang Dekorasi dan Kerajinan
  • Pohon Sumber Minyak Atsiri
  • Pohon Sumber Energi Terbarukan

Pohon Sumber Serat 
Bahan baku pulp and paper berasal dari kayu. Selain itu tanaman-tanaman penghasil serat lainnya yang berasal dari batang dan daun atau lebih dikenal dengan serat bundel. Serat bundel tersebut berasal dari tanaman diantaranya tanaman kenaf, agave (sisal), rami, jute dan rosela. Serat bundel dapat langsung dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karung, matras dan kerajinan tangan atau sebagai bahan baku industri, seperti industri komposit, geotekstil, tekstil, dan pulp paper. Untuk tekstil serat tumbuhan yang dapat digunakan adalah serat bambu, pelepah pisang, dan lain-lain.
berbagai jenis serat sebagai bahan penyusun benang. (Foto: www.berbagaireviews.com)
Galeri Wong Kito (GWK) meramaikan acara talkshow Forest Talk With Blogger dengan menampilkan hasil produk GWK berupa kerajinan tekstil yang memanfaatkan HHBK. Contohnya bahan tekstil yang dipakai yaitu kain viscose yang terbuat dari celulosa yang diperoleh dari pulp kayu.
kain viscose dan katun sutera alam proses pembuatan kain jumputan
Pohon Sumber Pewarna Alam
Pohon sebagai sumber pewarna alam tentunya bukan rahasia umum lagi ya. Banyak sekali hasil kerajinan yang menggunakan pewarna alam terutama untuk kerajinan tekstil. Sumber pewarna alam ini diantaranya dari daun jati menghasilkan warna merah, kulit secang (merah dan coklat), indigofera (biru), akar mengkudu (merah), kunyit (kuning), dan sebagainya. Warna yang dihasilkan dari pewarna alam biasanya terlihat lebih mewah, etnik dan unik. 

Seperti kain-kain dari Galeri Wong Kito yang dipamerkan pada acara Forest Talk with Blogger di KBTR Sabtu lalu. Dengan teknik ecoprint, dapat menghasilkan motif yang unik membuat kain ini dalam pemasarannya memiliki nilai jual tersendiri. 
Cantik-cantik bangeeet. Ibu Amanda langsung beli lho waktu berkunjung ke stand Galeri Wong Kito. Harga satu lembar kain produk GWK dibanderol dengan harga mulai dari Rp.600.000 hingga Rp.850.000 per lembar.


Pohon Bahan Kuliner
Musim hujan makan nasi jamblang dibungkus dengan daun jati ditambah wedang secang dari kayu secang, hmmm nikmatnyaaa. Yups, nasi jamblang akan lebih nikmat aromanya karena daun jati dan pastinya lebih sehat dan aman dibandingkan pembungkus plastik atau kertas nasi ditambah dengan wedang secang menyimpan segudang khasiat yang dipercaya untuk mengobati berbagai penyakit. 
wedang secang. (Foto: www.estrilook.com)
nasi jamblang. (Foto: bangs1970.blogspot.com)
Selain itu kelapa dan nipah juga menjadi sumber untuk gula dan bioethanol. Ada juga pameran dari Sinar Mas yang berkomitmen pada praktik bisnis berkelanjutan melalui aspek ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Bisnis dari brand Sinar Mas salah satunya adalah agribisnis dan pangan, sehingga mini exhibition kemarin menampilkan berbagai hasil dari pengelolaan HHBK berupa makanan ringan, minuman jahe dan sebagainya. Semua yang berasal dari alam sangat berguna untuk kebutuhan manusia. bijaklah!


Pohon Sumber Furniture
Furniture atau perabot yang bahan bakunya dari pohon atau kayu tidak pernah lekang oleh waktu. Meskipun telah banyak perabot yang menggunakan bahan bukan kayu, bahan kayu tetap menjadi nomor satu. Kayu jati, kayu bambang, rotan, hingga bambu dibuat menjadi berbagai macam perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, tempat tidur dan sebagainya. 

Pohon Sumber Barang Dekorasi dan Kerajinan Tangan

Dekorasi interior rumah tidak selalu membutuhkan biaya yang besar. Dengan kreatifitas serta niat untuk mempercantik rumah dapat dibuat sendiri dengan memanfaatkan alam. Misalnya menggunakan ranting pohon. Bentuk ranting pohon yang terbentuk secara alami memberikan kesan yang natural. Seperti contoh dekorasi yang saya ambil pada artikel Country Living dibawah ini.


Sebagai bahan kerajinan, banyak sekali kita jumpai kerajinan yang memanfaatkan pohon atau hasil alam. Misalnya rotan dan lontar, yang dianyam menjadi tas, topi, piring, bakul, tikar, dan sebagainya. Kemudian pemanfaatan kayu bekas yang dijadikan oleh Mellin Galeri yaitu hiasan dinding atau miniatur khas Palembang. Setiap hari Mellin Gallery membuat pesanan konsumen yang biasanya dari kalangan pemerintah, yayasan dan lain-lain.
Produk dari Mellin Gallery
Produk dari Mellin Gallery
Gelang Kayu Gaharu dari Galeri Wong Kito
Pohon Sumber Minyak Atsiri
Minyak atsiri  dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. 

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian.

(Sumber: Minyak Atsiri)

Waktu acara Forest Talk with Blogger, saya bertanya di Galeri Wong Kito (GWK) tentang minyak atsiri yang dihasilkan mereka. Untuk 1ml pure minyak atsiri harganya dibanderol dengan harga lebih kurang 3 juta rupiah. Wowww..... Terkejut saya terheran-heran pokoknya. 


GWK mengekspor minyak atsiri mereka ke berbagai negara seperti Amerika, Arab Saudi, dan Singapur. Negara-negara tersebut menggunakan minyak atsiri untuk membuat parfume


Pohon Sumber Energi Terbarukan

Bayangkan kalau hasil bumi kita misalnya batubara dikeruk habis-habisan. Apakah bumi kita akan tetap bertahan dengan baik? (Jawablah didalam hati masing-masing). 
Kaliandra Merah (Foto: alampriangan.com)
Ada yang tahu dengan tanaman kaliandra merah? Mungkin teman-teman pernah menjumpainya di semak-semak. Yups.. kaliandra merah merupakan tanaman semak yang mudah tumbuh saat musim penghujan atau kering. Kini kaliandra bisa diolah menjadi energi terbarukan (EBT). Sumber olahan palet kayu kaliandra digadang bisa menjadi bahan EBT biomassa pembangkit listrik hingga 10 Megawatt. 
Ilustrasi Pelet Kayu (Foto: forestforlife.web.id)
Batang basah Kaliandra mampu menghasilkan energi panas 4600 kkl/Kg. Sedang saat sudah kering menghasilkan kkl/Kg panas. Panas ini setara dengan panas rerata batubara. Sehingga prospek olahan pelet kayu kaliandra dapat dijadikan EBT biomassa ramah lingkungan untuk tanah air. Di Indonesia EBT telah dicanangkan pemerintah dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN). 
(Sumber: Kaliandra Merah)


Memanfaatkan hutan dan pohon sebagai sumber kebutuhan dalam kehidupan bukan berarti menebang pohon sembarangan yaa. Manfaatkanlah alam dengan bijak, bergantung dengan hutan tetapi hutan tetap dapat lestari. #LestariHutan

 Tentang


Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan warisan DR. Sjahrir (Alm) dan bergerak di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Lingkungan. Dalam dua tahun terakhir, YDS telah melaksanakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas kepada pemuda dan masyarakat akan pentingnya aksi nyata menghadapi perubahan iklim global, dan khususnya pentingnya menjaga kelestarian hutan. Salah satunya adalah talkshow bagaimana pengelolaan hutan lestari bersama Bloggers di beberapa kota dengan menampilkan mini exhibition  pada setiap keunggulan masing-masing daerah. Diharapkan kegiatan ini dapat disebar luaskan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan hutan lestari di Indonesia.


The Climate Reality Project Indonesia merupakan bagian dari The Climate Reality Project yang berbasis di Amerika Serikat dan dipimpin oleh Mantan Wakil Presiden Al Gore, memiliki lebih dari 300 relawan, yang disebut climate reality leader di Indonesia yang fokus dan aktif dalam melakukan sosialisasi perubahan iklim dan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi.

8 comments:

  1. Asli aku juga terpesona sama kain dengan pewarnaan alami memggunakan getah gambir itu. Bagus banget!

    Selain kayu, kita bisa manfaatkan hasil hutan lainnya bahkan bernilai ekonomi tinggi. Kereeen

    ReplyDelete
  2. Awwwwwww gelang dari kayu gaharu tampak begitu memikat. Pohon gaharu yang awalnya nampak nirguna rupanya bisa ditilik manfaatnya until dibudidayakan

    ReplyDelete
  3. Semoga dengan adanya artikel ttg pentingnya menjaga hutan ini dapat sampai ke pembaca dgn bijak. Semoga mereka tau betapa pentingnya paruparu kita ini. Jaga bumi kita, dengan mengaja hutan agar lestari.

    ReplyDelete
  4. Tulisan yang bagus. Hutan telah menyediakan segalanya bagi manusia. Banyak hal yang bisa kita manfaatkan.

    ReplyDelete
  5. sudah seharusnya kita memanfaatkan alam ciptaan Allah swt

    ReplyDelete
  6. kembali ke natural life lagi ya mbk,...

    ReplyDelete
  7. Pernah denger istilah bahwa pohon adalah ibu dari segala ibu. Melihat banyak kegunaannya, saya kira anggapan itu tepat. Terima kasih ulasannya. :D

    ReplyDelete
  8. Banyak manfaat dari pohon, gak cuma kayu untuk diolah jadi produk furniture atau kertas dan turunannya. Produk lain dari pohon bisa untuk minuman, tekstil, bahkan minyak-minyakan

    ReplyDelete

THEME BY RUMAH ES